Di Indonesia siapa sih yang tidak tahu sama Indomie? Produk mie instan Indomie ditarik dari peredaran di Taiwan karena mengandung pengawet yang dianggap berbahaya. Namun, PT Indofood Sukses Makmur menegaskan mie instan mereka sudah memenuhi regulasi kesehatan Taiwan.

Penarikan Indomie di Taiwan karena mengandung pengawet E218 atau Methyl P-Hydroxybenzoate. Pengawet ini dilarang digunakan di Taiwan.

Menurut Indofood, produk Indomie dengan kandungan Methyl P-Hydroxybenzoate bukan untuk dipasarkan di Taiwan. Indomie di Taiwan sudah disesuaikan dengan regulasi yang ada di Taiwan yang tidak memakai pengawet tersebut.

“Kami yakin kalau yang diberitakan media di Taiwan itu adalah produk mie instan dari Indofood, yang sebenarnya bukan untuk dipasarkan di Taiwan,” demikian pernyataan Indofood dalam situs resminya, Senin (11/10/2010).

Menurut Indofood, Indomie dijual di berbagai negara selama 20 tahun terakhir. Selama itu pula, Indofood selalu mematuhi regulasi kesehatan pemerintah setempat.

“Kami ini menegaskan kalau produk kami sesuai dengan panduan global dari CODEX Alimentarius Commission, badan internasional untuk standar makanan,” jelas Indofood.

Meski demikian, masalah yang terjadi di Taiwan ditanggapi serius oleh Indofood. Mereka memantau dengan seksama perkembangan situasi di Taiwan.

“Kami akan mengambil tindakan yang dianggap perlu untuk melindungi konsumen di negara ini dan negara lain,” kata Direktur Indofood, Taufik Wiraatmadja.

Sebelumnya, media-media di Taiwan memberitakan penarikan Indomie dari sejumlah supermarket. Indomie ditarik karena mengandung Methyl P-Hydroxybenzoate.

Methyl P-Hydroxybenzoate biasanya dipakai untuk bahan kosmetik. Benzoic acid dipakai untuk bahan pengawet makanan tapi dilarang dipakai di mie instan. Bahan pengawet ini jika konsumsi berkepanjangan akan merusak kinerja liver, sakit maag, muntah dan keracunan asidosis metabolik.

Yang sangat disayangkan adalah kenapa yang sudah dianggap berbahaya di Taiwan masih dianggap wajar di Indonesia? Apabila indomie ditarik dari peredaran di taiwan karena dianggap berbahaya, seharusnya pihak yang berwenang juga menarik indomie di pasaran Indonesia. Orang Indonesia dan orang taiwan sama-sama manusia yang juga bisa sakit akibat bahan berbahanya tersebut, Dan YLKI atau Badan POM sebaiknya segera menarik indomie dari peredaran

Wakil Presiden Boediono, Selasa (20/7/2010) sore, akan langsung menuju Bandung, Jawa Barat, setelah sebelumnya melakukan kunjungan kerja ke Palu, Sulawesi Tengah. Ia ke Kota Kembang untuk menghadiri peluncuran uang logam baru Rp 1.000, dan uang lembaran kertas Rp 10.000.

Uang pecahan baru itu resmi diluncurkan Bank Indonesia (BI) di Kantor Cabang BI di Bandung. Demikian informasi yang diterima Kompas, yang sebelumnya dibenarkan oleh Juru Bicara Wapres Yopie Hidayat, Senin (19/7/2010) ini.

Setelah menghadiri peluncuran uang pecahan Rp 1.000 dan Rp 10.000, Wapres Boediono juga akan membuka Kongres Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) di Hotel Savoy, Bandung, pada pukul 19.00 WIB.

Saat ini, Wapres Boediono masih berada di Palu, setelah tiba dari Jakarta, pada sore hari tadi. Malam ini, Wapres Boediono tidak mempunyai acara resmi, terkecuali makan pribadi bersama istrinya Herawati Boediono yang telah datang lebih dulu di Palu. Makan malam Boediono ini disebut-sebut ditemani Gubernur Sulteng di hotel tempatnya menginap. kira-kira seperti apa ya uang logam baru tersebut? apakah ada campuran emas seprti uang logam pecahan Rp 100 tahun 1991? hemm siapa tahu…